Hello sobat, konfigrurasi elektron
sebuah atom adalah gambaran dari tata letak elektron yang terdistribusi
di orbital sebuah atom. Umumnya, konfigurasi elektron digunakan untuk
mendeskripsikan orbital atom dalam keadaan normal. Namun demikian
konfigurasi elektron juga bisa digunakan untuk atom yang terionisasi
menjadi kation dan anionnya.
Asal sobat tahu sifat fisik dan kimia sebuah unsur sangat erat
kaitannya dengan konfigruasi unik elektronnya. Konfigurasi elektron
menentukan bagaimana dan berapa elektron valensi dari sebuah atom.
Elektron valensi inilah yang berperan besar membentuk sifat unik dari
setiap unsur.
Sebelum kita menentukan konfigurasi
elektron dalam orbital-orbitalnya yuk kita refresh sebentar tentang
konsep-konsep dasar yang diperlukan dalam konfigurasi elektron. Sobat
ingat kembali bahwa setiap unsur dalam tabel unsur periodik
terdiri dari atom yang tersusun dari 3 komponen, proton, elektron, dan
neutron. Elektron adalah muatan negatif yang ditemukan mengelilingi inti
atom. Elektron mengelilingi inti atom menurut orbitalnya.
Apa itu Orbital Elektron?
Orbital atom adalah sebuah fungsi yang
menggambarkan perilaku dari elektron. Orbital juga sering disebut
sebagai volume ruang atau ruang tiga dimensi dimana 95% kemungkinan
elektron ditemukan di ruang tiga dimensi tersebut (probabilitas 95%).
Ada 4 jenis orbital yaitu orbital s, P, d, dan f.
Masing-masing orbital memiliki bentuk dan jumlah maksimum elektron yang
berbeda-beda. Selengkapnya bisa di baca di Apa itu Orbital Elektron?.
Konfigurasi elektron dari setiap unsur
bersifat unik dan ini tercerminkan dalam letak unsur tersebut dalam
tabel periodik unsur. Tingkat energi (orbital) dari setiap elektron
tergantung letak periode dan jumlah elektron dalam atom unsur tersebut.
Orbital yang sama tapi bisa memiliki tingka energi yang berbeda.
Misalnya orbital 1s dan 2s keduanya secara karakteristik (bentuk, sifat,
dll) sama yaitu orbital s tapi mereka berada pada tingkat energi yang
berbeda, mereka menempati raung volume yang berbeda. Setiap jenis
orbital bisa mewakili blok-blok unsur dalam tabel periodik unsur.
- Blok s adalah blok yang beranggotakan logam alkali termasuk helium (golongan 1 dan 2).
- Blok d adalah bok logam transisi (golongan 3 sampai dengan golongan 12)
- Blok p adalah blok unsur dari golongan (13 s.d. 18)
- Blok f adalah kelompok lanthanida dan aktinida.
Jadi sobat bisa sangat terbantu
untuk mengetahui konfigurasi elektron jika melihat tabel periodik unsur.
Akan tetapi selian dengan menggunakan SPU ada aturan-aturan khusus yang
bisa sobat pakai untuk menentukan konfigruasi elektron berikut
orbitalnya.
Aturan Pengisian Orbital Elektron
Kedudukan Elektron
hal pertama yang harus sobat ingat bahwa
elektron mengisi orbital mulai dari tingkat energi yang paling rendah
yaitu yang paling dekat dengan inti atom berlanjut ketingkat energi yang
lebih tinggi menjauhi inti atom. Urutan pengisian penuh orbital sebagai
berikut
1s, 2s, 2 p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4 p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5 d, 6 p, 7s, 5f, 6 d, dan 7 p
Untuk lebih mudah mengingat pola orbital
elektron tersebut sobat bisa menggunakan garis miring berikut untukk
menentukan subkulit yang berhubungan satu dengan lainnya.
Aturan Larangan Pauli
Aturan larangan pauli ini menyatakan
bahwa tidak akan pernah ada dua elektron yang memiliki 4 bilangan
kuantum yang sama. Apa itu bilangan kuantum bisa sobat baca di sini.
Mungkin tiga bilangan kuantum pertama (n,l, dan ml) masih bisa sama tapi
bilangan quantumnya tetap tidak bisa sama semua karena dalam satu kotak
orbital tunggal dapat menampung hingga dua elektron yang berputar
saling berlawanan. Satu elektron berputar ke atas (ms = +1/2) dan
elektron lain berputar ke bawah (ms=-1/2). Dengan adanya larangan pauli
ini maka masing-masing subkulit hanya memiliki 2 elektron dalam tiap
orbitalnya.
- Sub Kulit s memiliki 1 orbital yang bisa menampung 2 elektron.
- Sub Kulit p memiliki 3 orbital yang bisa menampung 6 elektron
- Sub Kulit d memiliki 5 orbital yang mampu menampung 10 elektron.
- Sub Kulit f memiliki 7 orbital yang mempu menampung 14 elektron.
Contoh
Misalnya pada subkulit 1s, pada subkulit tersebut maksimal 2
elektron. Kedua elektron tersebut memiliki bilangan kuantum kuantum
utama, kuantum azimuth, dan kuantum magnetik yang sama yaituKuantum Utama (n) = 1
Kuantum Azimut (l) = 0
Kuantum Magnetik (m) = 0
Akan tetapi untuk bilangan kuantum spinnya akan berbeda. Satu elektron punya kuantum spin +1/2 dan satunya punya bilangan kuantum spin -1/2.
Aturan Hund
Aturan hund didasarkan pada data valin spektroskopi atom. Atruan ini mengikat bahwa:
Proses pengisian elektron ke dalam orbital pertama kali akan mengisi semua orbital dengan tingkat energi yang sama terlebih dahulu sebelum memasangkan dengan elektron lain di orbital yang setengah penuh.
Jadi tidak boleh mengisi langsung dua elektron pada satu orbital yang sama.
Contoh
Konfigurasi elektron pada unsur Nitrogen (Z=7) adalah 1s2 2s2 2p3 maka pengisian elektron pada orbitalnya yang tepat adalah
Konfigurasi elektron pada unsur Nitrogen (Z=7) adalah 1s2 2s2 2p3 maka pengisian elektron pada orbitalnya yang tepat adalah
Aturan Aufbau (Membangun)
Aufbau adalah kata dalam bahasa jerman
“Aufbauen” yang punya makan membangun. Saat sobat menulis bangunan
konfigurasi elektron, sobat harus membangunnya atom by atom mulai dari
tingkat energi yang paling rendah (dekat dengan inti) ke tingkat energi
yang lebih tinggi (jauh dari inti).
Misalnya kita akanmenuliskan konfigurasi elektron mulai dari unsur boron ke neon yang sama-sama memiliki subkulit 2p
-
B (Z = 5) konfigurasinya 1s2 2s2 2p1
-
C (Z = 6) konfigurasinya 1s2 2s2 2p2
-
N (Z = 7) konfigurasinya 1s2 2s2 2p3
-
O (Z = 8) konfigurasinya 1s2 2s2 2p4
-
F (Z = 9) konfigurasinya 1s2 2s2 2p5
-
Ne (Z = 10) konfigurasinya 1s2 2s2 2p6
Pengecualian Aturan Aufbau
Meskipun aturan aufbau sudah
menjelaskan bagaimana proses membangun konfigrasi elektron secara
akurat, namun faktanya ada pengecualian yang terjadi. Contohnya pada
logam transisi dan beberapa unsur logam berat. Elektron sudah lompat ke
orbital yang lebih tinggi padahal orbital di bawahnya belum penuh.
Berikut diantaranya
Unsur | Konfigurasi |
---|---|
Chromium | [Ar] 3d5 4s1 |
Niobium | [Kr] 5s1 4d4 |
Molybdenum | [Kr] 5s1 4d5 |
Ruthenium | [Kr] 5s1 4d7 |
Rhodium | [Kr] 5s1 4d8 |
Palladium | [Kr] 4d10 |
Perak | [Kr] 5s1 4d10 |
Cerium | [Xe] 6s2 4f1 5d1 |
Gadolinium | [Xe] 6s2 4f7 5d1 |
Platinum | [Xe] 6s1 4f14 5d9 |
Emas | [Xe] 6s1 4f14 5d10 |
Aktinium | [Rn] 7s2 6d1 |
Thorium | [Rn] 7s2 6d2 |
Protactium | [Rn] 7s2 5f2 6d1 |
Uranium | [Rn] 7s2 5f3 6d1 |
Neptunium | [Rn] 7s2 5f4 6d1 |
Curium | [Rn] 7s2 5f2 6d1 |
Lawrencium | [Rn] 7s2 5f14 7p1 |
Yuk sobat kita lanjut ke bagaimana cara menulis konfigurasi elektron dari sebuah atom
Cara Menuliskan Konfigurasi Elektron
Saat menulis konfigurasi elektron hal
yang pertama kali sobat tulis adalah tingkat energi kemudian subkulit
dan terakhir jumlah elektron yang mengisinya (ditulis subscript). Ada
tiga metode utama yang dapat sobat pakai untuk menuliskan konfigurasi
elektron yaitu
- Cara Orbital Diagram
- Notasi spdf
- Notasi Gas Mulia
1. Diagram Orbital
Diagram orbital adalah cara visual untuk
merekonstruksi konfigurasi dengan menunjukkan masing-masing orbital
secara terpisah berikut putaran elektronnya. Cara ini dilakukan dengan
terlebih dahulu menentukan subkulit (s, p, d, atau f) kemudian baru
menuliskan elektron sesuai aturan-aturan yang disebutkan di atas.
Contoh
Coba sobat tuliskan konfigurasi elektron dari alumunium?
Jika melihat ke tabel periodik unus alumunium berada di periode 3
dengan nomor atom 13. Ia berada di blok p. Jadi konfigurasi elektronnya
subkulit terakhirnya pasti 3p. Alumunium akan mengsisi penuh orbital 1s,
2s, 2p, dan 3s sebanya 12 elektron (2+2+6+2). Jadi sisa 1 elektron
akan mengisi sub kulit 3p.Coba sobat tuliskan konfigurasi elektron dari alumunium?
2. Cara Notasi SPDF
Cara berikutnya untuk menuliskan
konfigurasi elektron adalah menggunakan notasi spdf. Notasi spdf ini
adalah cara yang paling umum dan paling sering kita gunakan. Meskipun
dengan cara ini kita tidak memakai diagram tapi jumlah elektron untuk
setiap tingka energi dituliskan dalam angka subscript yang mengikuti tingkat energinya. Misalkan ada notasi spdf 1s2 ini menunjukkan pada tingat energi 1s terisi penuh (2 elektron) dan merujuk pada konfigurai atom helium.
Contoh
Tuliskan konfigurasi unsur Seng (Z = 30)Zinc adalah unsur yang berada di blok d maka konfigurai elektronnya jika dituliskan menggunakan notasi spdf adalaah
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
3. Notasi Gas Mulia
Gas mulia memiliki
konfigurasi-konfigurasi elektron yang paling stabil dalam artian semua
subkulit mereka akan terus terisi penuh. Dengan demikian ia bisa
digunakan sebagai alat bantu untuk menuliskan konfigurasi elektron
dengan notasi yang lebih pendek dan praktis dibandingkan dengan notasi
spdf. Cara menuliskannya adalah menuliskan lambang unsur gas mulia di
dalam kurung siku sebagai pengganti konfigurasi gas mulia tersebut
diikuti dengan konfigurasi sisanya.
Contoh
Pada poin sebelumnya kita sudah mencari konfigurasi elektron dari unsur Zinc sebagai berikut:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
ternyata eh ternyata
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 adalah konfigurasi dari unsur Ar
Jadi sobat bisa menuliskan konfigurasi elektron dengan lebih pendek menjadi
[Ar] 4s2 3d10
0 komentar:
Posting Komentar